BLOGGER TEMPLATES AND Formspring Backgrounds »

drop dwon

teks berjalan

SELAMAT MENIKMATI "WELCOME MY BLOG ISHA CHOETHE

Selasa, 30 September 2014

Makalah Teori Keperawatan Imogene King




MAKALAH KEPERAWATAN DASAR I

“Teori Keperawatan Imogene King”



Oleh Kelompok 7
1.      Risa Sukma (1411316013)

Dosen Pembimbing : Reni Prima Gusty, S. Kep, M. Kes


PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015
 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
          Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.    Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifat
terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).


1.2    TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.

2.      Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi yang di raih imogene king.
b.      Mahasiswa mengetahui konsep utama dan definisi-definisi.
c.       Mahasiswa mengetahui sumber-sumber teoritis.
d.      Mahasiswa mengetahui model konsep dan teori imogene m. King terdiri dari tiga sistem.
e.       Mahasiswa mengetahui konsep utama paradigma keperawatan menurut imogene m. King.
f.       Mahasiswa mengetahui teori imogene m. King dalam proses keperawatan.
g.      Mahasiswa mengetahui penerimaan oleh komunitas ilmu perawatan.  
h.      Mahasiswa mengetahui tinjauan kritis teori king.
i.        Mahasiswa mengetahui asumsi king.
j.        Mahasiswa mengetahui pandangan king terhadap keperawatan.
k.      Mahasiswa mengetahui analisa teori.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Kehidupan Dan Prestasi Yang Di Raih Imogene King
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955); menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di  Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory :  general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.


2.2  Konsep Utama Dan Definisi-Definisi
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.      Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan untuk mencapai tujuan.
2.      Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3.      Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung.
4.      Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5.      Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
6.      Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7.      Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
8.      individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
9.      Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
10.  Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.

2.3  Sumber-Sumber Teoritis
            King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan.


2.4  Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
1.      Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time).
a.       Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dansubjektif atau personal.
b.      Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c.       Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
d.      Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e.       Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang menempatinya.

f.       Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang

2.      Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a.       Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b.      Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c.   Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d.      Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.


e.       Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.

3.      Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a.       Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b.      Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c.       Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d.      Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e.       Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

2.5  Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King
1.      Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a)      kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat   digunakan. 
b)      Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c)      Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri mereka sendiri.

2.      Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

3.      Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a)      Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b)      Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.

4.      Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
·         Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
·         Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai.
·         Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
·        Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat ditingkatkan .
·         Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi terjadi.
·         Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
·         Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1.      Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka.
2.      Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang sakit, terluka dan sekarat. 
3.      Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi, mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

2.6  Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa  pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b.      Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah :
1)      Tingkat tumbuh kembang.
2)      Pandangan tentang diri sendiri.
3)      Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan.
4)       Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
5)      Sosialisasi

2.      Diagnosa Keperawatan
a.   Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b.   Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c.   Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.
3.      Perencanaan
a.   Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b.   Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.
c.  Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat keputusan.
d.  Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

4.      Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai tujuan.
b.   Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

5.      Evaluasi
a.   Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b.   Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan tersebut.

2.7  Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Perawatan  
1)      Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.

2)      Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3)      Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, diperawatan ambulatri,  populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.

2.8  Tinjauan Kritis
1.      Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.

2.      Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.

3.      Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep tersebut.

2.9  Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1.      Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2.      Individu  adalah  sosial,   mengirim.  rasional,  reaksi,  penerimaan,  kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3.      Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
4.      Manusia  sebagai  pasien  mempunyai  hak  untuk mendapatkan   informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,    dan    pelayanan    komunitas    dan    menerima    atau    menolak keperawatan,
5.      Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
6.      Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

Sedangkan asumsi implisit meliputi :
1.      Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2.      Pasien sadar,  aktif,  dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.
3.      Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.      Individu   mempunyai   hak  untuk  menerima   atau   menolak kesehatan.

2.10          Pandangan King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran  masalah,  energi,  informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan  penukaran  energi  yang  diatur  secara terus  menerus  terhadap  perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.

2.11          Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.




Tahapan prosedur analisa teori :
1.      Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang Konsep Umum dari Perilaku Manusia (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a.       Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
b.      Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya sebagai suatu sistem, konsep dan proses. Pada suatu pertemuan King mengatakan teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem (groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem  elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual hams diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.

Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.


2.      Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
a.       Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b.      Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment

Manfaat dari teori ini adalah:
a.       Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b.      Dapat    dijadikan    sebagai    rujukan    dalam    memperbaiki    praktek keperawatan.
c.       Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
d.      Sebagai   pendekatan   untuk  menyeleksi   dan   memilih   konsep   yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.

3.      Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep  teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.

4.            Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan  klien  dan  sistem  pelayanan  keperawatan.  Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.

5.       Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.

6.      Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teori King. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 1September 2014

Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Fitramaya: Yogyakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba Medika: Jakarta.

Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi 4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of Nursing Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.

Perry, Potter. 1992. Fundamentals of  Nursing –Concepts Process & Practice: 3rd Edition, Mosby Year Book: London.



0 komentar: