MAKALAH KEPERAWATAN DASAR I
“Teori Keperawatan Imogene King”
Oleh Kelompok 7
1. Risa Sukma
(1411316013)
Dosen Pembimbing : Reni Prima Gusty, S. Kep, M.
Kes
PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,
kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi
keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara
langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model
konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan
ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of
Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
1.2
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang
konsep dan teori keperawatan Imogene
King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2.
Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa mengetahui latar belakang kehidupan dan
prestasi yang di raih
imogene king.
b.
Mahasiswa
mengetahui konsep utama dan definisi-definisi.
c.
Mahasiswa
mengetahui sumber-sumber teoritis.
d.
Mahasiswa
mengetahui model konsep dan teori imogene m. King terdiri dari tiga sistem.
e.
Mahasiswa
mengetahui konsep utama paradigma keperawatan menurut imogene m. King.
f.
Mahasiswa
mengetahui teori imogene m. King dalam proses keperawatan.
g. Mahasiswa mengetahui penerimaan oleh komunitas ilmu perawatan.
h.
Mahasiswa
mengetahui tinjauan kritis teori king.
i.
Mahasiswa
mengetahui asumsi king.
j.
Mahasiswa
mengetahui pandangan
king terhadap keperawatan.
k.
Mahasiswa
mengetahui analisa
teori.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Latar Belakang Kehidupan Dan
Prestasi Yang Di Raih Imogene King
Lahir 18
November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis,
Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955);
menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu
anak perempuan.
Imogene King
meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di
st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in
Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education
bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun
1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai
associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago.
Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory : general concepts
of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai
asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai
kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip buku
pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor”
telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali
ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-1980
menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun
1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For
Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan
di terbitkan tahun 1981.
Dia adalah
anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang
berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.
2.2 Konsep Utama
Dan Definisi-Definisi
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.
Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi
antara orang dan lingkungan dan orang dengan orang, di representasikan oleh
perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan untuk mencapai tujuan.
2.
Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3. Komunikasi
sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik
secara langsung atau tidak langsung.
4. Transaksi
sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5. Peran sebagi
seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam
system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6. Stres adalah
tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7.
Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan
terus-menerus dalam diri
8. individu
secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
9.
Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak
menuju ke masa depan.
10. Tempat sebagai
keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan durasi
antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.
2.3 Sumber-Sumber
Teoritis
King
menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari
buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi
ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para
peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa
dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia
mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang
dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan
suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan
pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam
keperawatan.
2.4 Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga
Sistem
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem
terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth
and development), citra diri (body
image), ruang
(space), dan waktu (time).
a.
Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran
seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari
satu orang ke orang
lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang,
pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau
dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri
seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau
bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,
sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c.
Pertumbuhan dan perkembangan (growth
and development)
Tumbuh kembang meliputi
perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib,
dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra
diri sebagai cara bagaimana orang
merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e.
Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab
semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual,
situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.
Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang menempatinya.
f.
Waktu (time)
King mendefisikan waktu
sebagai lama antara satu
kejadian dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
2. Sistem Interpersonal
King
mengemukakan sistem interpersonal terbentuk
oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang
disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal
adalah interaksi, komunikasi, transaksi,
peran dan stress.
a.
Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi
sebagai proses dimana informasi
yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya melalui telepon,
televisi atau tulisan. Ciri-ciri
komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu,
personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis
dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal
yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,
postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah
unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi
mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau
rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang
timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada
orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau
lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e.
Stress
Definisi stress menurut King
adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan
lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang
dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis
sehubungan dengan sistem terbuka
yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang
temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King
mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem
pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan
untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995).
Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan
keputusan.
a.
Organisasi
Organisasi bercirikan struktur
posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal
dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas
atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik
dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi
definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c.
Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal,
situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi
oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan
keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang,
universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e.
Status
Status bercirikan situasional,
posisi ketergantungan, dan dapat
diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok
atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan
mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan
kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan
pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang
ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan
yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
2.5 Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King
1. Konsep Manusia
King
memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai
individu disebut sebagai sistem
personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama
dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut
Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan
informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat
digunakan.
b) Kebutuhan
untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c) Kebutuhan
untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri mereka
sendiri.
2. Konsep Sehat
King
mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit,
dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan
kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Lingkungan merupakan
suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan
penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan
eksternal.
Lingkungan
adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan
internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk menyesuaikan diri
dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b) Lingkungan
eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah
bagian dari lingkungan pasien.
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai
suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi
informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang
menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan
maksud tercapainya suatu persetujuan dan
membuat transaksi.
Transaksi:
·
Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi
akan terjadi.
·
Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai.
·
Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan
keefisienan keperawatan tercapai.
· Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat ditingkatkan .
·
Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan
dirasakan sama maka transaksi terjadi.
·
Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
·
Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu
King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1. Tujuan
perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan
mereka, sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka.
2. Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan
kesehatan, dan merawat orang sakit, terluka dan sekarat.
3. Fungsi
perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses
keperawatan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan
keperawatan. King berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional,
dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan
perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi,
bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling
berinteraksi, mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.
2.6 Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a.
Terjadi
selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama
pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah :
1)
Tingkat tumbuh kembang.
2)
Pandangan tentang diri sendiri.
3)
Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan
interpretasi data terhadap status kesehatan.
4)
Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi
keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
5)
Sosialisasi
2. Diagnosa
Keperawatan
a. Dibuat
setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat
sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress
merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan
dengan keperawatan.
b. Setelah
diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.
c. Dalam
perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat
keputusan.
d. Merupakan
bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta
dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses
implementasi kegiatan aktual untuk mencapai tujuan.
b. Dalam
pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi
a. Merupakan
gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam
evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan
tersebut.
2.7
Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Perawatan
1)
Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah
jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi interaksi antara
individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak
dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program-program
yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat
teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan
dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The
Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan
rencana-rencana individual dan perawatan pada saat menyemangati partisipasi
aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan
dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.
2)
Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State
University bagi design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai
University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan
kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan,
dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis
sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan
keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3)
Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan
untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, diperawatan ambulatri,
populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi
dalam merekam system perawatan kesehatan.
2.8 Tinjauan
Kritis
1. Kesederhanaan
(Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar
kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa
stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus
pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh
negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King
menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara
konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik,
menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh
itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda
dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.
2. Keumuman
(generality)
Keterbatasannya penerapan
daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat berinteraksi secara
kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru
lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik
menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa,
dan situasi yang tidak mungkin.
3. Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King
mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawa
kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu
digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan
keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian
empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep
tersebut.
2.9 Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1. Fokus
sentral dari keperawatan adalah
interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan
tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu
adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi,
penerimaan, kontrol, berorientasi
pada kegiatan waktu.
3. Proses
interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4. Manusia
sebagai pasien mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi, berpartisipasi
dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,
dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan,
5. Tanggung
jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6. Tujuan dari
memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.
Sedangkan asumsi implisit meliputi
:
1. Pasien ingin
berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien
sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan
atau pengambilan keputusan.
3. Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu
mempunyai hak untuk menerima
atau menolak kesehatan.
2.10
Pandangan
King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan
yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya.
Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai
individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam
kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau
masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan
sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi
dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan
penukaran
energi yang diatur secara terus menerus
terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai
pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang
secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari
yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan
pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
2.11
Analisa
Teori
Berdasarkan model konsep dan
teori keperawatan
king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai
proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama
memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan
dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing-
masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi
mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk
mencapai tujuan.
Tahapan prosedur analisa teori :
1. Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum
dari Perilaku Manusia” (General
Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang
berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Keperawatan” (A
Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a.
Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah
syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
b.
Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah
individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun
1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai
suatu sistem, konsep dan proses”. Pada suatu
pertemuan King mengatakan “teori sistem
dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”. King mengidentifikasi
sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals),
interpersonal sistem (groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan
Dynamic Interacting
Systems. Hal ini timbul dari
asumsi dasar King bahwa jika tujuan
keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan
kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan
suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual hams
diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.
Menurut King sistem interaksi yang
dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok
dan masyarakat
dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada
pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment
meliputi: interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang
(Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori induktif yang
memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan
lain-lain.
2. Makna
(Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling
berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini
membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat
oleh dua metode:
a. Teori keperawatan
King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur
lain dapat juga dengan menelusuri
ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat dari
teori ini adalah:
a. Mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat
dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan.
c. Konsep teori
ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
d. Sebagai
pendekatan untuk menyeleksi dan
memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan
profesional.
3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan
pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena
sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena
beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
4.
Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini
berpusat pada aspek teknis perawatan
klien dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun
teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit
pada praktek
keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan
situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan,
diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in
gin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori
pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu
sambil mendorong
partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan
kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan
keperawatan.
5. Generalisasi (Generalizability)
Teori
pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan
menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi
teori ini juga mernpunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada
kasus-kasus psikiatri.
6. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat
dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori King
merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat
diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge),
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori
ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,
ekonomi dan politik.
Perawat-perawat
yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan
keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Murwani,
Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Fitramaya: Yogyakarta.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika: Jakarta.
Perry,
Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik:
Edisi 4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Taylor,
Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of
Nursing Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.
Perry,
Potter. 1992. Fundamentals of Nursing –Concepts Process &
Practice: 3rd Edition, Mosby Year Book: London.
0 komentar:
Posting Komentar